![]() |
Hidayatul Akbar, S.H Manager Hukum LSM KCBI ACEH |
Selasa, 18 November 2014
CURAHAN HATI SEORANG PENGEMUDI
Kebijakan Presiden Joko Widodo
menaikkan harga bahan bakar minyak adalah sebagai bukti tidak selamanya
kestabilan ekonomi Negara berpengaruh terhadap rakyat, bagaimana tidak
sementara ekonomi indonesia sedang berada dalam tingkat stabil akan tetapi
negara mengeluarkan kebijakan yang justru memperburuk tingkat ekonomi rakyat,
dengan naiknya harga bahan bakar minyak dengan otomatis harga bahan-bahan pokok
juga akan di konversikan naik. Dapatkah pemerintah berfikir untuk hal tersebut?,
alasan jokowi menaikan harga bbm untuk menambah subsidi ke program pendidikan
dan kesehatan sedangkan biaya sekolah dan rumah sakit sangat tergantung kepada
subsidi bbm bagaimana tidak pemerintah toh hanya mengratiskan biaya pengobatan
pasien di rumah sakit, akan tetapi bagaimana
nasib keluarga pasien yang menjaga pasien dirumah sakit? mereka juga butuh
makan yang sudah pasti dibeli di warung dan dengan di naikkan nya harga bbm
otomatis harga lauk pauk diwarung juga akan mahal dan biaya untuk menginap
dirumah sakit juga akan naik dan bagaimana
tranportasi untuk menuju kerumah sakit? juga otomatis akan naik. Begitu
juga dengan pendidikan mungkin buku dan spp digratiskan akan tetapi bagaimana tranportasi dan kehidupan
sehari-hari siswa-siswi nya? sanggupkah mereka belajar dengan perut kosong
atau berjalan kaki untuk menuju ke tempat pendidikan dengan jarak kiloan meter
atau puluhan kilo meter, sanggupkah mereka belajar dengan keringat bercucuran
dibadan karena harus menempuh perjalanan panjang dengan berjalan kaki karena
tidak sanggup lagi untuk membayar ongkos naik angkot. Dan bagaimana nasib mereka yang keseharian nya mencari nafkah dengan
bergantung pada bbm seperti sopir angkot, ojek dan becak motor? Sudahkah pemerintah memikirkan hal tersebut
jauh sebelum menerapkan kebijakan? Bagaimana
nasib keluarga mereka? Dan kebijakan ini juga akan berpengaruh besar
tehadap nilai produksi industri rumah tangga yang seharusnya pemerintah
memberikan peluang berkembang agar dapat terserap tenaga kerja. Jangankan
membuka lowongan pekerjaan kepada masayarakat pemerintah justru membuat
kebijakan yang akan mematikan lapangan pekerjaan. Pernahkah pemerintah membuat kajian strategis dan teknis dalam
penerapan kebijakan ini? Walaupun presiden mengakui hal tersebut telah di
kaji jauh-jauh hari tapi apa yang kami
rasakan oleh rakyat? “menderita”,”galau”,dan ”kecewa” inikah program pro
rakyat anda? Dengan menaikan harga bbm Negara untung sekitar 1 trilyun rupiah akan tetapi masyarakat buntung semua pak!!!.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar